BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik
dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan.Salah satu
upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam
penyusunan berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang
dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi
antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar.
Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan
secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai
kompetensi yang diharapkan. situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu
sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang
memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami satu sama lain.
Diharapkan, guru dapat menciptakan situasi belajar sedemikian rupa sehingga
siswa dapat bekerjasama dalam kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang
pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat
mengelola kelas dengan lebih efektif.
B. Tujuan
1.
Menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif
2.
Menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
3.
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD
didalam belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk
guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga
merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Menurut Ismail (2003), istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Suatu model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode
tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Muslimin dkk
(2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur
tujuan, dan struktur penghargaan. Menurut Muslimin dkk (2000), pembelajaran
kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antarsiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu
menurut Wina (2006), model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan
kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang
harus dicapai. Sementara menurut Anita dalam Cooperative Learning (2007), model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan
keterampilan sosial
B. Prinsip Dan Ciri-Ciri Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad
Prinsip dasar
dalam pembelajaran kooperatif (Muslimin dkk, 2000) adalah sebagai berikut :
a.
Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
b.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
d.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan dievaluasi.
e.
Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
f.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a.
Siswa dalam kelompok secara kooperatif
menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari suku atau agama yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender.
c.
Penghargaan lebih menekankan pada kelompok
daripada masingmasing individu.
C. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad
Ø
Langkah-langkah penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :
a.
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.
Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam
menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan
metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus
dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
c.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa
secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
d.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah).Jika mungkin,
anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
e.
Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan
dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama,
saling membantu antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan
guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai
konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar
kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
f.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa
secara individu
g.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan,dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
h.
Guru memberi penghargaan.
Ø
Cara-cara
penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.
Langkah-langkah
memberi penghargaan kelompok:
a.
menentukan nilai dasar (awal) masing-masing
siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan
nilai ulangan sebelumnya.
b.
menentukan nilai tes/kuis yang telah
dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai
kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita
sebut dengan nilai kuis terkini.
c.
menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang
besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar
(awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Ø
Kriteria
Nilai
·
Peningkatan
·
Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin
di
·
bawah nilai awal
·
5
§
Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10
poin
§
di bawah nilai awal
§
10
§
Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal
sampai
§
dengan 10 di atas nilai awal
§
20
Nilai kuis/tes
terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30 Penghargaan
kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok
dengan memberikan predikat cukup,
baik, sangat baik, dan sempurna.
Kriteria untuk
status kelompok (Muslimin dkk, 2000):
1.
Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok
kurang dari 15 (rata-rata nilai
peningkatan kelompok < 15).
2.
Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok
antara 15 dan 20 (15 < rata-rata
nilai peningkatan kelompok < 20)
3.
Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan
kelompok antara 20 dan 25 (20 <
rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25)
4.
Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan
kelompok lebih atau sama dengan 25
(rata-rata nilai peningkatan kelompok > 25)
D.
Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Ø Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri
lima komponen utama, yaitu :
1.
Penyajian
kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan,
pengembangan dan latihan terbimbing.
2.
Kegiatan
kelompok
Siswa mendiskusikan lembar
kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok
untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3.
Kuis
(Quizzes)
Kuis adalah tes yang
dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa
setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan
individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.
4.
Skor
kemajuan (perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini
tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh
skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.
5.
Penghargaan
kelompok
Penghargaan keompok adalah
pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan
melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan
mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor
rata-rata kelompok.
Tabel
03. Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD
No
|
Tahap
|
Tingkah
Laku Guru
|
1.
|
Tahap
pendahuluan
|
a.
Guru memberikan
informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan
pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.
b.
Guru membentuk
siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.
c.
Mensosialiasakan
kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar
siswa mengenal dan memahamimya.
d.
Guru memberikan apersepsi yang
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
|
2.
|
Tahap
pengembangan
|
a.
Guru
mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif
dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.
b.
Guru membagikan
lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
c.
Siswa diberikan
kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.
d.
Guru memantau kerja
dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
|
3
|
Tahap
penerapan
|
a.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan
waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak
menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang
lainnya.
b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban,
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
|
Keuntungan dan kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001: 17), yaitu :
1.
Keuntungan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, yaitu:
·
Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
·
Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
·
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan
dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
·
Dapat memungkinkan guru untuk lebih
memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
·
Para siswa lebih aktif bergabung dalam
pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
·
Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan
menghargai pendapat orang lain.
2.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka
yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang
menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran model
koooperatif tipe STAD merupakan” salah satu pembelajaran
kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen.
Dimana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung
dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode ini paling awal ditemukan dan
dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika
Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif. Di dalamnya siswa
diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya
dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati,
2004: 83 - 84).
Dalam model pembelajaran ini,
masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota
yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai
suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah salah satu model pembelajaran yang
berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada
kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang
sangat sederhana.
DAFTAR PUSTAKA